Cerita dibawah Langit Jakarta
Beberapa orang mengukur kesuksekan yang mereka raih dari sebanyak apa harta yang mereka tumpuk, atau setinggi apa jabatan yang mereka pegang, atau dari banyaknya tempat indah di bumi ini yang mereka telah jelajahi.
Pernah beberapa juga bertanya padaku, tentang apa arti kebahagiaan untukku atau apa yang sedang aku cari sekarang.
Cerita mengenai mimpi, tentang perjalanan menemukan diri sendiri nyatanya tak pernah berhenti disini. Pencarian akan makna hidup sesungguhnya selalu dimulai dari pagi hari saat kita membuka mata dan bersambung ketika malam tiba.
Bagiku, konsep berbagi tak pernah terlepas dari kesuksesan, bahwa kesuksesan untukku bukan melulu tentang ceritaku tapi juga tentang cerita orang disekelilingku. Bisa itu adalah orang tua, rekan kerja, atau sahabat di lingkungan dekatku. Untuk apa 'kita' meraih segalanya tapi nyatanya pencapaian itu hanya bisa kita nikmati seorang saja. Ah, kamu terlalu sosialis Danik! Bukan, bukan seperti itu maksudku, lebih kepada memberdayakan, membawa manfaat untuk masyarakat sekitar, itu yang aku pikirkan. Entah dengan cara apa, berbagi ilmu, mengajar seperti yang aku biasa lakukan atau bisa juga dengan hal yang lainnya. Dengan memberi makna pada hidup orang lain, itu membuat hidupku lebih bermakna. 'Tapi, bahkan tak semua orang itu baik sehingga mereka pantas menerima kebaikanmu, Danik'. Ada beberapa hal yang tertanam dalam benakku, bahwa kita bisa mengendalikan perlakukan kita kepada orang lain dan tidak sebaliknya. Apa yang menjadi kendaliku aku akan berusaha sebaik mungkin untuk mengendalikannya, sedang apa yang dipikirkan orang tentangku, aku tidak memiliki kewajiban untuk itu. Mungkin seseorang pernah menjadi badai dalam hidupku, tak apa, tapi aku bisa menjadi pelangi untuk orang lain. 'Naif' itu yang sering mereka katakan, terlalu baik katanya. Tidak, tidak, pun aku mengakui aku mampu memotivasi orang-orang disekelilingku untuk berjalan bersamaku dan meraih impian mereka. Aku tunjukkan bahwa kerja keras tak akan pernah menghianati hasil. Kelak kau akan melihatnya, hasil dari benih-benih kecil yang telah kutanam dengan sedemikian rupa. Seperti sapa angin pada malam, kau akan melihatnya bekerja dalam kegelapan bersama sinar rembulan. Dan sampai akhir, terimakasih telah membaca percakapanku dengan diriku sendiri.
Recent Posts
See AllAs a perfectionist, I spend a lot of time overthinking almost everything. It could be an overload of work, unpredictable future, or...
Comments